TOP NEWS

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas mattis nisi felis, vel ullamcorper dolor. Integer iaculis nisi id nisl porta vestibulum.

Sabtu, 18 Mei 2013

makalah PAI



images12.jpg
Makna Dan Karakteristik Agama Islam
Materi Diskusi Kuliah Pendidikan Agama Islam
Selasa Pukul 11.30-14.20 di Ruang Kuliah 04












 







Oleh:
Kelompok 1
1.      Arora Septiana Alfionita       (101710101071)
2.      Syilvi Dyah Rudianita           (120210101005)
3.      Irma Khoirul Ummah            (120210101007)

UNIVERSITAS JEMBER
Semester Genap 2012 – 2013


KATA PENGANTAR


            Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Makna Dan Karakteristik Agama Islam” ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang diberikan.
            Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Mukni’ah sebagai dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah membantu kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
            Kami berharap makalah ini dapat membantu kita semua agar lebih memahami tentang Makna Dan Karakteristik Agama Islam.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami selanjutnya.


                                                                                    Jember, 26 Februari 2013

                                                                                                Penulis



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL


BAB 1. PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang

Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia.Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya.Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah Swt. Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Allah Azza wa Jalla menyuruh manusia untuk menghadap dan masuk ke agama fitrah.
Oleh karena itu perlu dikaji lebih dalam bagamana agama islam yang sesungguhnya, apa makna  agama islam ditinjau dari berbagai sisi, baik secara etimologi, syar’i, dan dari sisi lainnya.

1.2         Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian agama, religi, millah, dan al-din,?
2.      Bagaimana pengertian Islam secara etimologi, terminology, dan secara syar’i?
3.      Bagaimana karakteristik agama Islam sebagai agama yang fitroh, mudah, rasional, tauhid, dan sempurna?

1.3         Tujuan

1.      Mengetahuipengertian agama, religi, millah, dan aldin.
2.      Mengetahuipengertian Islam secara etimologi, terminology, dan secara syar’i.
3.      Mengetahuikarakteristik agama Islam sebagai agama yang fitroh, mudah, moderat, rasional, tauhid, dan sempurna.

1.4     Manfaat

1.      Dapat memberi informasi kepada pembaca pengertian agama, religi, nillah, dan aldin.
2.      Dapat memberi informasi kepada pembaca pengertian islam secara etimologi, terminology, dan secara syar’i.
3.      Memberi informasi keada pembaca karakteristik agama islam sebagai agama yang fitroh, mudah, rasional, tauhid, dan sempurna.
















BAB 2. PEMBAHASAN


2.1     Pengertian Agama, Religi, Al-din, dan Millah

Dalam masyarakat Indonesia selain kata agama, dikenal pula kata din dan religi. Dalam pemaknaan, ada dua perbedaan pendapat;
1.      Menurut sidi gazalba, ketiganya berbeda, Ad-diin memiliki arti yang lebih luas dari kedua istilah tersebut. Agama dan religi bermakna hubungan manusia dan tuhan saja, tapi ad-diin selain membicarakan tentang hubungan manusia dengan Tuhan juga membicarakan tentang hubungan manusia dengan manusia.
2.      Menurut H. Endang Saifuddin Ansary dan Faisal Ismail, ketiganya sama, hanya beda asal bahasanya, agama dari bahasa sansekerta, religi dari bahasa eropa/inggris, ad-diin dari bahasa arab.

Suatu pendapat mengatakan bahwa kata agama tersusun dari dua kata, a = tidak, dan gam = pergi, jadi tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun-temurun. Agama memang memilki sifat yang demikian. Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Dan agama-agama juga mempunyai kitab suci. Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti tuntunan. Memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya.
Religi berasal dari bahasa latin, menurut suatu pendapat asalnya ialah Relegre yang mengandung arti mengumpulkan, membaca. Agama memang merupakan cara-cara mengabdi kepada Tuhan. Ini terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Tetapi menurut pendapat lain kata itu berasal dari Religare yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Dalam agama selanjutnya terdapat pula ikatan antara manusia dengan Tuhan. Dan agama lebih lanjut lagi memang mengikat manusia dengan Tuhan. [1]
Sementara kata al-din berasal dari bahasa arab yang berarti  ketundukan, penerimaan balasan, perjalanan (hidup), adat kebiasaan, perhitungan, kondisi dan urusan penting, kekuasaan, putusan (hakim), pengaturan dan juga dapat menunjuk pada keyakinan melalui hati, pengakuan tegas secara lisan serta perbuatan secara lahiriyah . Dengan arti demikian, al-din dapat dimaknakan sebuah sistem peraturan dalam bersikap batiniyah dan berbuat lahiriah yang harus ditaati dan dipatuhi hingga menjadi kebiasaan dalam kehidupan. Al-din juga dapat difahami sebagai ketentuan hukum yang mengikat (umat manusia) agar terjadi sikap dan prilaku kepatuhan sebagai hamba kepada Dzat yang Mahamutlak yang akan berakibat adanya balasan baik, sedangkan bagi yang tidak patuh/mengikatkan diri yakni melanggar akan mendapatkan balasan buruk.[2]
Inti-sari yang terkandung dalam istilah-istilah diatas ialah ikatan. Agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.
Oleh karena itu agama diberi definisi-definisi sebagai berikut.
  • Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.
  • Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
  • Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber dari kekuatan gaib.
  • Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
  • Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.[3]
Secara terminologi Al-Millah berarti jalan. Menurut bahasa Indonesia al-din  diartikan dengan “agama”. Sedangkan istilah al-din  secara redaksional dalam bahasa Al-Quran identik dengan istilah millah. Mengenai istilah millah dalam Al-Quran disebut 15 kali. Millah  menurut bahasa berarti  sunnah  (sistem) dan thariqah  (cara). Menurut al-Raghib al-Ashfani, pengertian millah dengan al-din adalah sama dan di sisi lain ada juga perbedaannya. Dalam hal ini, ia menjelaskan secara komprehensif bahwa Al-Millah sama dengan al-din, yaitu nama bagi apa yang disyariatkan oleh Allah terhadap hamba-hamba-Nya melalui para nabi guna mendekatkan mereka kepada Allah. Antara  millah dan al-din  masih dapat dibedakan. Millah tidak pernah dirangkaian dengan kata selain nama nabi, seperti ittabiū millata ibrāhīma (ikutilah agama Ibrahim). Kata millah juga tidak pernah dirangkaikan dengan Allah. Kata itu hanya digunakan untuk orang-orang yang membawa syariat. Oleh karena itu, tidak pernah dikatakan millah Allah, millatī atau millah Zaid, sebagai mana dikatakan dīnullāh (din Allah) dan din Zaid.

2.2     Pengertian Islam Secara Etimologi, Terminologi, dan Syar’i

   2.2.1 Secara Etimologi

Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata ”Islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama, yuslimu, Islaman, yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat. Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Al-Baqarah ayat 112:
4n?t/ ô`tB zNn=ór& ¼çmygô_ur ¬! uqèdur Ö`Å¡øtèC ÿ¼ã&s#sù ¼çnãô_r& yYÏã ¾ÏmÎn/u Ÿwur ì$öqyz öNÎgøŠn=tæ Ÿwur öNèd tbqçRtøts ÇÊÊËÈ  
Artinya: (tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.[4]

   2.2.2 Secara Terminologi

Secara terminologi (istilah) dapat dikatakan Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku untuk seluruh umat manusia, di manapun dan kapan pun yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap , menyeluruh dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha merumuskan definisi Islam secara terminologis. Endang Saifuddin Anshari (1978:46) mengemukakan, setelah mempelajari sejumlah rumusan tentang agama Islam lalu menganalisisnya. Ia merumuskan dan menyimpulkan bahwa agama Islam adalah sebagai berikut.
a.       Wahyu yang diturunkan Allah Swt., kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa.
b.      Suatu sistem keyakinan dan tata ketentuan yang mengatur segala peri kehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya.
c.       Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat.
d.      Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariat, dan akhlak.
e.       Bersumber kitab suci Al-Quran yang merupakan wahyu Allah Swt. Sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya.

2.2.3 Secara Syar’i (Sabda Nabi)

Makna Islam secara Syar’i sebagaimana dialog antara Rasulullah dengan malaikat Jibril. Syarah Hadits Jibril 'Alaihis Sallam Tentang Apa Itu Islam, Iman Dan Ihsan
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata:Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam.Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Diamelihatmu.”Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no. 8]
Islam adalah agama yang dilandaskan atas lima dasar, yaitu :
a.                 Mengucapkan dua kalimat syahadat ( أشْهَدُ أن لاإِله إِلاَّالله وَأَشهَدُأَنَّ مُحَمَّدًارَسُولُ الله), artinya : Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan Aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam utusan Allah.
b.                Menunaikan shalat wajib pada waktunya, dengan memenuhi syarat, rukun dan memperhatikan adab dan hal-hal yang sunnah.
c.                 Mengeluarkan zakat.
d.                Puasa pada bulan Ramadhan.
e.                 Haji sekali seumur hidup bagi yang mampu, mempunyai biaya untuk pergi ke tanah suci dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan.
Nabi Muhammad Saw. telah meninggalkan kita di atas tuntunan yang jelas, tuntunan yang terang benderang, di atas petunjuk yang sempurna, di atas syari’at yang mencukupi segala keperluan yang dibutuhkan oleh makhluk. Hal ini telah ditegaskan oleh Allah Swt. dalam QS.AL-Maidah ayat 3:
4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYƒÏŠ 4
Artinya: pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.[5]
Al-Hafizh Ibnu Katsir r.a. berkata dalam tafsirnya bahwa ayat ini menunjukkan nikmat Allah yang paling besar, yaitu ketika Allah menyempurnakan agama bagi manusia sehingga mereka tidak lagi membutuhkan agama selain Islam, tidak membutuhkan seorang nabi pun selain Nabi Muhammad Saw. Bahkan kebenaran dan kesempurnaan agama Islam juga dipersaksikan oleh musuh-musuh Islam. Seorang yahudi berkata kepada Salman Al-Farisi r.a. (dengan nada mengejek): “Nabi kalian mengajarkan kepada kalian segala sesuatu hingga cara buang hajat!” Salman menjawab (dengan penuh bangga):”Benar, beliu telah melarang kami untuk menghadap kiblatbketika buang air besar atau buang air kecil, dan beliau melarang kami untuk istinja’ (bersuci/membersihkan kotoran) dengan menngunakan tangan kanan dan istinja’ dengan kurang dari tiga batu atau istinja’ dengan kotoran atau tulang”(HR Muslim). [6]

2.3     Karakteristik Agama Islam

        Setiap agama mempunyai karakteristik yang membedakannya dari agama-agama lain. Di antara karakteristik yang mengokohkan kelebihan Islam dan membuat umat manusia sangat membutuhkan agama Islam adalah sebagai berikut.

2.3.1    karakteristik Islam sebagai agama fitrah dan tauhid

1.      Islam sebagai agama Fitrah
Secara bahasa, kata fitrah berasal dari bahasa arab fatara yang artinya ciptaan, suci, dan seimbang. LouisnMa’luf dalam kamus Al-Munjid (1980:120) menyebutkan bahwa fitrah adalah sifat yang ada pada setiap awal penciptaannya, sifat alami manusia, agama, sunnah.
Menurut Imam Al-Maraghi (1974:200) fitrah adalah kondisi dimana Allah menciptakan manusia yang menghadapkan dirinya kepada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan pikirannya.
Dengan demikian arti fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu ciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan cenderung kepada kebenaran.[7] Fitrah dalam arti ini sejalan dengan isyarat Al-Quran Surat Ar-Ruum ayat 30:
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pköŽn=tæ 4 Ÿw Ÿ@ƒÏö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 šÏ9ºsŒ ÚúïÏe$!$# ÞOÍhŠs)ø9$#  ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ  
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.[8]

Legalitas memberian fitrahpun tidak hanya ketika manusia lahir ke dunia tetapi terus berlaku tetap (Istamara) bahkan akan sampai pada hari perhitungan dia alam akhirat kelak. Tentu ini berlaku bagi umatnya Nabi Muhammad Saw.,yakni dengan adanya syafa’at udzma. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah Q.S. Al-Isra ayat 79:
z`ÏBur È@ø©9$# ô¤fygtFsù ¾ÏmÎ/ \'s#Ïù$tR y7©9 #Ó|¤tã br& y7sWyèö7tƒ y7/u $YB$s)tB #YŠqßJøt¤C ÇÐÒÈ 
Artinya: Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.[9]
Fitrah yang diberikan Allah kepada manusia bersifat universal. Secara garis besar mencakup 4 bidang, yaitu:
a.       Fitrah Ketauhidan
Sebelum manusia diciptakan bentuknya, dia telah membawa naluri ketauhidan (monoteisme) sebagai fitrahnya, yaitu naluri untuk bertuhan. Hal ini dikenal dengan istilah perjanjian primordial antara manusia dengan khaliknya di dalam ruh, ketika Allah Swt. hendak menciptakan manusia. Firman Allah Q.S. Al-A’raf ayat 172:
øŒÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJ­ƒÍhèŒ öNèdypkô­r&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ  
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"[10]
Dengan fitrah ketauhidan inilah manusia akan dapat membedakan antara perbuatan yang baik dan buruk. Dengan sendirinya ia akan merasa tentram dan bahagia hidupnya apabila dia memihak pada kebenaran, kebaikan, atau kesucian karena hal itu sesuai dengan fitrah ketauhidannya. Begitu pula sebaliknya, manusia akan kehilangan rasa ketentraman hati serta ketenangan jiwanya manakala dia melakukan kejahatan, kekejian, kepalsuan, dan perbuatan dosa lainnya, karena bertentangan dengan hakikat fitrahnya.
b.      Fitrah suci dari dosa
Ketika manusia lahir kedunia dari kandungan ibunya, dia dalam keadaan suci, bersih tanpa noda ataupun dosa bagaikan kertas putih, dalam Islam tidak ada istilah dosa warisan orang tuanya. Justru Islam mengajarkan agar menjaga dan melindunginya dengan baik, sebab dia termasuk titipan atau amanat sang Ilahi, dan berdosa besar bagi orang yang menelantarkannya.
c.       Fitrah Kemuliaan
Manusia diciptakan dengan bentuk yang sempurna sebagai perwujudan atas kemuliaannya dihadapan Allah Swt. Firman Allah Q.S. Al-Isra’ ayat 70:
ôs)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä öNßg»oYù=uHxqur Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur Nßg»oYø%yuur šÆÏiB ÏM»t7ÍhŠ©Ü9$# óOßg»uZù=žÒsùur 4n?tã 9ŽÏVŸ2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxŠÅÒøÿs? ÇÐÉÈ  
Artinya: Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.[11]
d.      Fitrah Sosial
Fitrah jenis ini pernah ditunjukkan Nabi Adam a.s. yang memohon kepada Allah Swt. agar menciptakan makhluk lain yang akan ikut menemaninya hidup di surga. Untuk itu, melakukan hubungan interaksi antar sesama manusia merupakan sebuah kebutuhan yang sifatnya Sunnahtullah. Sebab manusia sebagai makhluk social, tentu tidak akan mampu melaksanakan fungsinya sebagai kholifah di bumi tanpa adanya bantuan dari pihak lain.[12]

2.      Islam sebagai agama Tauhid
Menurut Ulama, tauhid dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a.       Tauhid al-Uluhiyah, ialah mengesakan Allah Swt. dalam beribadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karena-Nya semata.
b.      Tauhid al-Rububiyah, ialah mengesakan Allah Swt. dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta ini.
c.       Tauhid al-Asma’ wa al-Shifat, ialah mengesakan Allah Swt. dalam asma dan sifat-Nya. Artinya, mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah Swt. dalam Dzat, asma, dan sifat.
Iman kepada qadha dan qadar adalah termasuk tauhid al-Rububiyah. Oleh karena itu, Imam Ahmad r.a. berkata, “qadar adalah merupakan kekuasaan Allah Swt.” qadar adalah rahasia Allah Swt. yang tersembunyi, tak ada seorang pun yang mengetahuinya selain Dia, tertulis pada lauhil mahfuzh dan tak ada seorang pun yang dapat mengetahuinya.[13]

2.3.2    Karakter Islam sebagai Agama Rasional dan Paling Sempurna

Karakter Islam sebagai agama rasional dan sempurna diwujudkan dengan adanya akal dan wahyu.
1.      Akal
Kata akal yang menjadi kata Indonesia, berasal dari kata arab al-‘aqli yang terbentuk dalam kata benda. Kata ‘aql di zaman jahiliyah dipakai dalam arti kecerdasan praktis yang dalam istilah psikologi modern disebut dengan kecakapan memecahkan masalah. ‘aqala’ juga mengandung arti memahami dan berfikir.
Akal terbagi menjadi 2, yaitu:
a.       Akal praktis yang menerima arti-arti yang berasal dari materi melaui indra pengingat yang ada pada jiwa binatang. Contoh: insting seekor kucing ketika dipukul oleh seeorang. Maka, pada suatu ketika saat dia bertemu dengan orang yang memukulnya, dia akan lari namun dia tidak tahu sampai kapanpun mengapa dia dipukul.
b.      Akal teoretis yang menangkap arti-arti murni, arti-arti yang tak pernah ada dalam materi seperti Tuhan, ruh, dan malaikat.
Menurut Abu Huzail, akal adalah daya untuk memperoleh pengetahuan, dan juga daya yang membuat seseorang dapat membedakan antara dirinya dengan benda-benda satu dari yang lain. Akal dalam pengertian Islam bukanlah otak, tetapi adalah daya berpikir yang terdapat dalam jiwa manusia.[14]
2.      Wahyu
Wahyu berasal dari kata Arab Al-Wahyu, yaitu suara, api, dan kecepatan. Disamping itu, ia juga berate bisikan, isyarat, tulisan, dan kitab. Al-Wahyu selanjutnya berarti pemberitahuan secara tersembunyi dan dengan cepat, namun kata itu lebih dikenal dalam arti apa yang disampaikan Tuhan kepada nabi-nabi.[15]
Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ialah yang diberikan melalui utusan, atau malaikat, yaitu Jibril dan wahyu ini disampaikan dalam bentuk kata-kata.[16] Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Syu’ara ayat 192-195 :
¼çm¯RÎ)ur ã@ƒÍ\tGs9 Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÒËÈ   tAttR ÏmÎ/ ßyr9$# ßûüÏBF{$# ÇÊÒÌÈ   4n?tã y7Î7ù=s% tbqä3tGÏ9 z`ÏB tûïÍÉZßJø9$# ÇÊÒÍÈ   Ab$|¡Î=Î/ <cÎ1ttã &ûüÎ7B ÇÊÒÎÈ  
Artinya: Dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam; Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril); Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan; Dengan bahasa Arab yang jelas.
Fungsi wahyu
a.       Memberi penjelasan tentang perincian hukuman dan upah yang akan diterima manusia di akhirat.
b.      Mempunyai fungsi informasi dan konfirmasi, memperkuat apa-apa yang diketahui oleh akal dan menerangkan apa-apa yang belom diketahui oleh akal. Dan dengan demikian menyempurnakan pengetahuan yang diperoleh oleh akal.
Sungguh suatu anugerah yang tak terhingga ketika Allah Swt. memberikan nikamt terbesar dalam kehidupan manusia, yaitu nikmat iman dan Islam. Nikmat Islam merupakan kunci surga Allah, yang didalamnya terdapat banyak sekali kenikmatan abadi yang tiada habisnya. Firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 208:
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=äz÷Š$# Îû ÉOù=Åb¡9$# Zp©ù!$Ÿ2 Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? ÅVºuqäÜäz Ç`»sÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNà6s9 Arßtã ×ûüÎ7B ÇËÉÑÈ  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.[17]
Kesempurnaan Islam tidak terlepas dari Allah SWT. Allah yang menciptakan seluruh alam dalam keadaan sempurna, maka secara otomatis agama yang Allah berikan kepada manusia juga rnerupakan agama yang sempurna. Tidak satu pun ajaran Islam yang kontradiktif, semuanya merupakan satu kesatuan yang padu, yang pada intinya terfokus pada ajaran tauhid.[18] Allah berfirman dalam Q.S. Al-Ma’idah ayat 3:
 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYƒÏŠ 4
Artinya: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.[19]

2.3.3    Syumuliyatul Islam

Islam adalah sistem yang menyeluruh, mencakup seluruh isi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran. Syumul (universalitas) merupakan salah satu karakter Islam yang sangat istimewa jika dibandibandingkan dengan syariah dan tatanan buatan manusia, baik komunisme, kapitalisme, demokrasi, maupun yang lainnya. Universalitas Islam meliputi waktu, tempat, dan seluruh bidang kehidupan.
Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zaman (sepanjang masa) adalah agama masa lalu, hari ini, dan sampai akhir zaman nanti. Islam sebagai syumuliyatul minhaj mencakup semuanya melingkupi beberapa aspek lengkap yang terdapat dalam Islam itu sendiri, misalnya jihad dan dakwah (sebagai penyokong/ penguat Islam), akhlak dan ibadah (sebagai bangunan Islam), dan akidah (sebagai asas Islam). Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagi satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah Swt. firman Allah Q.S. Ali Imran ayat 19:
¨bÎ) šúïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3
Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.[20]
Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah menciptakan manusi dan alam semesta ini sebagai satu kesatuan.[21]


BAB 3. PENUTUP


3.1  Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Agama, religi, dan Al-din merupakan kata yang sama, hanya saja berbeda asal bahasanya.
2.      Millah dan al-din memiliki pengertian yang sama, hanya saja berbeda cara penggunaan bahasanya.
3.      Secara etimologi, kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa, dan damai.
4.      Secara terminologi (istilah) dapat dikatakan Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku untuk seluruh umat manusiadi manapun dan kapanpun.
5.      Secara syar’i, Nabi Muhammad Saw. telah meninggalkan kita di atas tuntunan yang jelas, tuntunan yang terang benderang, di atas petunjuk yang sempurna, di atas syari’at yang mencukupi segala keperluan yang dibutuhkan oleh makhluk.
6.      Islam merupakan agama yang sempurna sebagaimana firman Allah Q.S. Al-Maidah ayat 3 yang artinya “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”

3.2  Saran

Makalah ini masih perlu perbaikan, ada kalanya pembaca mampu memberi saran demi kesempurnaan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2011. Pengertian Al-Din.
Azra, Azyumardi, dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam.
Mukni’ah. 2011. Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Jogjakarta : Ar-Ruzz media.
Nasution, Harun. 1974. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta : UI-Press.
Soenarjo, H.A. 1971. Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur’an.
Yusuf Musa, Muhammad. 1988. Islam Suatu Kajian Komprehensif. Jakarta : Rajawali Press.




[1] Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta: UI-Press,1974),9-10

[2] Prof.Dr. Muhammad Yusuf Musa, Islam Suatu Kajian Komprehensif, (Jakarta : Rajawali Press,1988),3
[3] Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta: UI-Press,1974),10
[4] Prof.R.H.A. Soenarjo S.H.,dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1971),30
[5] Prof.R.H.A. Soenarjo S.H.,dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1971), 157

[6] Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta : Ar-Ruzz media , 2011), 15-20
[7] Prof.Dr.Azyumardi Azra,dkk, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam,2002),23-24

[8] Prof.R.H.A. Soenarjo S.H.,dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1971), 645


[9] Prof.R.H.A. Soenarjo S.H.,dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1971),436

[10] Prof.R.H.A. Soenarjo S.H.,dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1971), 250

[11] Prof.R.H.A. Soenarjo S.H.,dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1971), 435

[12] Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta : Ar-Ruzz media , 2011), 20-23

[13] Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta : Ar-Ruzz media , 2011), 26

[14] Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta : Ar-Ruzz media , 2011), 27-28

[15] Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta : Ar-Ruzz media , 2011), 29

[16] Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta: UI-Press,1974), 25

[17] Prof.R.H.A. Soenarjo S.H.,dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1971), 50

[18] Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta : Ar-Ruzz media , 2011), 37-39


[19] Prof.R.H.A. Soenarjo S.H.,dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1971), 157

[20] Prof.R.H.A. Soenarjo S.H.,dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1971), 78

[21] Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta : Ar-Ruzz media , 2011), 40-41


19.20 Diposting oleh SAYAP-SAYAP MIMPI 0